Family Trip Jogja Day 6 - Pulang Via Dieng dan Rest Area 260B

Liburan telah usai... Saatnya pulang, tetapi kita mampir dulu deh ke kawasan Dieng. Nah di sinilah ada cerita menarik saat perjalanan pulang, gara-gara gak baca Google Maps dengan baik dan benar hahaha

Sarapan di Tahu Pojok Magelang

Niatnya pengen sarapan di Soto Pak Mustofa, di kawasan Jombor-Jogja, tapi ternyata ada rombongan yang sedang sarapan juga di sana jadinya tempatnya penuh. Akhirnya kita melanjutkan perjalanan, dan berhenti sarapan di Tahu Pojok - Magelang. Potongan kupat dengan tahu goreng yang lembut, dibubuhi tauge dan diguyur bumbu kacang yang manis, Kupat Tahu Pojok ini juga dikenal menjadi kegemaran Bapak Susilo Bambang Yudhoyono sekeluarga. 

Makan Siang di Mie Ongklok Pak Muhadi Wonosobo

Menempuh perjalanan kurang dari 2 jam dari Magelang, kita menginjakkan kaki ke Wonosobo. Belanja Carica menjadi kegiatan pertama begitu sampai di kota ini. Dan tentunya wajib hukumnya untuk menikmati Mie Ongklok, kuliner khas Wonosobo. Mie Ongklok Pak Muhadi jadi tempat makan kita siang ini. Semangkok mie dengan kol, diguyur kuah mie kental manis, khas mie ongklok. Dinikmati dengan sate ayam dan tempe kemul, nikmattt... Wonosobo merupakan kampung halaman ayah saya, jadi mie ongklok merupakan hidangan yang selalu saya nikmati setiap ada acara keluarga. Bahkan ibu saya pun jago loh bikin mie ongklok. Review Mie Ongklok Pak Muhadi bisa dibaca di sini.

Kawah Sikidang dan Candi Arjuna - Dieng

Selepas makan siang, kita lanjutkan perjalanan menuju Kawasan Wisata Dieng. Ada beberapa titik wisata di sana, tapi kita hanya mengunjugi dua tempat saja: Kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Untuk masuk kawasan Dieng kita akan diminta membayar sebesar Rp 10ribu per orang. Setelah itu, kita harus merogoh kocek lagi Rp 20ribu yang bisa digunakan untuk masuk ke Kawah Sikidang dan Candi Arjuna sekaligus. 

Pertama, masuk ke Kawah Sikidang, suasana sudah cukup ramai karena kita tiba sudah tengah hari. Dengan jalan setapak buatan, kita lebih nyaman untuk menikmati suasana kawah ini, apalagi udara Dieng yang dingin, bikin gak capek. Tapiiiiii, jalur keluar yang dibuat melingkar-melingkar melewati kios-kios pedagang memang cukup menyita waktu dan tenaga juga. Sudah banyak review di google yang mengecam sistem jalan keluar yang memutar ini.

Kawasan Candi Arjuna berjarak sekitar 1KM dari Kawah Sikidang, jadi memang harus naik mobil untuk menempuhnya. Candi Arjuna sebenarnya adalah komplek beberapa candi kecil. Sama seperti Kawah Sikidang, kawasan candi ini pun cukup ramai dengan pengunjung. Sekilas mengelilingi komplek candi dan mengambil foto (pastinya), tidak lama-lama, kita pun kembali ke mobil dan bersiap untuk melakukan perjalan pulang.

Dan disinilah keseruan lainnya menanti....

Clover Coffee Kembang Langit

Di sinilah cerita perjalanan yang jadi pengalaman menarik buat kami sekeluarga. Kalo lihat Google Maps, perjalanan dari Dieng menuju Pintu Tol Pemalang-Batang tinggal mengikuti jalan ke arah utara. Tapi yang tidak saya ketahui adalah jalur ini ternyata melewati jalan kecil yang menembus perbukitan, hutan dengan kabut tebal, dan banyak jalanan berbatu yang tidak mulus. Sempat berpikir kesasar, ternyata memang inilah jalan yang harus dilewati. Lebih dari 1 jam perjalanan yang cukup menegangkan, sampai ketika tiba di kawasan Kembang Langit, kami menemukan kedai kopi yang estetik. 




Bagai menemukan oase di tengah gurun, kita langsung berhenti dan beristirahat di kedai kopi ini. Clover Coffee Kembang Langit, nama tempat ini, tidak hanya menyajikan aneka kopi dan minuman lainnya, kedai ini juga menyediakan aneka makanan dan kudapan. Cheese Omelet nya enak banget, juga pisang goreng dan tahu aci nya. Kopinya juga lajak diberi djempol, mau kopi susu atau single origin-nya  enak dan bikin seger. Benar-benar oase, dan me-recharge tenaga dan mental sopir yang sempat tegang di perjalanan tadi....

Rest Area KM 260B

Ini adalah post pemberhentian kita terakhir. Rest Area 260B di ruas jalan Tol Pejagan-Pemalang ini terkenal karena dibangun di bekas pabrik gula yang beroperasi sejak zaman Belanda. Berdasarkan catatan sejarah yang menempel di salah satu dindingnya, Pabrik Gula Banjaratma ini didirikan di tahun 1908 oleh sebuah perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam, Belanda. Pabrik ini berhenti beroperasi pada tahun 1997 karena tidak lagi sanggup menanggung beban operasional yang lebih besar dibanding keuntungan yang didapat. Masjid bersih dengan konsep terbuka, juga menjadi daya tarik tempat ini

Di dalam bangunan ini kita bisa beristirahat sambil bersantap di beberapa kedai makanan yang ada, atau membeli oleh-oleh dari kota-kota sekitar tempat ini, seperti Telur Asin Brebes, Wingko Babat Semarang, Sirup Jeniper Kuningan, Bakpia Jogja dan sebagainya. Ssssttt, cerita punya cerita, konon kawasan bekas pabrik gula ini cukup angker dan banyak cerita penampakan mahluk halus. Tapi setelah semakin ramainya rest area ini, kejadian penampakan atau kesurupan yang cukup sering terjadi ketika tempat ini baru buka, sudah semakin jarang bahkan tidak ada lagi


That's it... itulah catatan perjalanan keluarga kami berlibur di Jogja selama 6 hari. Rasa syukur hanya bisa kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah memberikan ridho-Nya buat kami sekeluarga bisa menikmati liburan yang berkualitas ini. Dan semoga catatan perjalanan kami ini, bisa memberikan inspirasi buat teman-teman semua. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya...


-------------------------

6 Hari Family Trip Jogja:



Komentar