Family Trip Jogja Day 3 - Lava Tour Merapi & Taman Sari

Hari ini mau coba Lava Tour Merapi, sebuah atraksi wisata yang relatif baru di kaki Gunung Merapi, yang kayaknya seru deh. 

Jeep Lava Tour Merapi

Coba googling, lihat-lihat IG dan sebagainya, akhirnya saya memutuskan untuk memillih layanan JTM Adventure untuk atraksi Lava Tour Merapi ini. Menurut cerita, ada sekitar 30 operator dan lebih dari 1000 armada yang siap melayani buat wisata ini, dengan berbagai macam pilihan paket tour.  Saya sendiri pilih paket II seharga Rp 450rb, untuk wisata selama sekitar 2,5jam dengan mengunjungi beberapa titik yaitu:

  • Museum Mini Sisa Hartaku: sebuah museum dari salah satu rumah warga yang terdampak letusan merapi 2010. Beberapa sisa barang yang tersisa dipajang di tempat ini sebagai saksi bisu kejadian tersebut. Selain itu foto dokumentasi beberapa kejadian saat letusan juga dipajang ditempat ini.


  • Batu Alien: sebenarnya ini batu alam biasa yang mirip dengan wajah alien. Beberapa spot foto juga bisa digunakan di tempat yang menghadap lembah kaki gunung ini, termasuk bisa foto bareng burung hantu juga

  • Bunker Kaliadem: ini adalah bunker yang awalnya akan digunakan untuk tempat menyelamatkan diri warga jika terjadi letusan merapi, akan tetapi pada letusan Merapi tahun 2006, bunker ini tidak bisa menyelamatkan dua anggota SAR yang tengah berlindung di sana. Saat ini bunker Kaliadem dijadikan salah satu spot wisata dalam Merapi Tour

  • Kali Kuning: nah ini seru banget, jadi kita dibawa untuk "menerjang" sungai kecil. Dan kita dibawa beberapa putaran "menembus" aliran sungai kecil ini. Basah? Pastinya, tapi asli seru sih. Oh iya di tempat ini juga ada beberapa orang yang menawarkan jasa untuk pengambilan foto/video menggunakan hape kita. Biayanya sukarela. Dan waktu saya memberikan selembar uang 50ribuan, dia meminta menukar uang dengan yang lebih kecil. Padahal hasil foto dan videonya keren-keren loh.

Balik ke basecamp dalam kondisi basah kuyup dan sulit untuk berganti pakaian, akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke hotel dan skip Bhumi Merapi, yang disebut sebagai Santorini-nya Jogja, untuk memilih kembali ke Hotel

Taman Sari

Selepas membersihkan diri di hotel. kita melanjutkan perjalanan ke Taman Sari. Rencananya mau ke Keraton Jogja tapi karena salah tempat parkir (di Jl. Rotowijayan) malah dibilang keraton tutup selama pandemi karena renovasi. Bener sih, tapi sebenarnya di bagian belakang (museum) masih buka, nanti saya akan cerita di Day 5 yah.

Nah akhirnya kita ke Taman Sari, yang dikenal sebagai tempat pemandian para putri (istri) raja.  Dengan tiket 5000rupiah per orang, kita bisa memasuki kawasan Taman Sari ini yang sebenarnya sangat luas dan terdiri dari puluhan gedung, yang sebagian sudah beralih fungsi menjadi rumah abdi dalem. Ada satu tempat yang sayang sekali masih ditutup demi keamanan kesehatan, yaitu Sumur Gumuling yang foto-fotonya banyak digunakan para wisatawan dan cukup viral di medsos. 

Ditemani seorang pemandu (yang tidak mematok biaya, sukarela saja) kita diajak berkeliling menyusuri kompleks Taman Sari, mulai dari gerbang utama, tempat pasiraman, kamar peristirahatan, dapur sampai dengan ruang yang dipakai Sultan untuk bertemu dengan Ratu Pantai Selatan. 

Menyenangkan mendengar cerita tentang Taman Sari yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I ini, sayang memang bangunan tidak terawat karena dari Sultan HB III sampai Sultan HB VIII, bangunan ini tidak digunakan lagi dan tidak dirawat. Akan tetapi sejak ditetapkan sebagai salah satu objek wisata oleh Sultan HB X, kawasan ini kembali mulai ditata

Ayam Goreng Bu Tini & Rujak Es Krim Pak Nardi


Untuk makan siang, kita menikmati Ayam Goreng Bu Tini yang berlokasi tidak terlalu jauh dari Komplek Taman Sari. Ayam goreng kampung yang lembut dengan bumbu bacem memang melenakan indera pengecap dan memanjakan perut yang sudah keroncongan karena baru diisi roti sejak pagi. Semburat manisnya emang bikin kangen. Cek reviewnya di sini.

Dan untuk dessert kita meluncur ke Rujak Es Krim Pak Nardi yang cukup legendaris. Memadukan rujak yang asam manis dengan semburat rasa pedas, dengan es puter kelapa yang segar memang memberikan sensasi tersendiri. Sueeggeerrr.... Reviewnya bisa dibaca di sini

Oh iya, sebelum pulang ke hotel kita sempatkan mencuci mata dan belanja beberapa oleh-oleh di kawasan pedestrian yang kayaknya jadi destinasi wajib wisatawan di Jogja: Jalan Malioboro. Ruas jalan ini ditutup untuk kendaraan bermotor mulai pukul 17.00-21.00. Jadi bisa mencari parkir di sekitar jalan ini, tapi dengan harga yang cukup mahal. Misalnya saya yang mendapatkan parkir di dekat hotel Ibis Malioboro, diminta uang parkir Rp 20ribu. Ya kalo dibanding parkir di Mall Jakarta, sama aja sihhh....

Puas banget aktivitas di hari ke-3 ini. Aktivitas seru dan makanan enak. Lanjut deh besok...

-------------------------

6 Hari Family Trip Jogja:



Komentar