[Halal Food Bangkok] Petchabury Road Soi 7 (Bagian 2)



Street food yang tersaji di sini tidak hanya kuliner khas Thailand, tapi juga terdapat akulturasi dengan budaya lain seperti Melayu dan India. Tapi yang pasti semuanya Halal!


Tidak cukup satu hari untuk menyusuri berbagai sajian jajanan kaki lima yang terdapat di ruas jalan Petchabury Road Soi 7, maka saya pun sempatkan untuk berkunjung sekali lagi ke lokasi ini sebelum kembali ke Indonesia. Selepas shalat maghrib saya langsung menuju satu spot di Petchabury Road tepat sebelum tikungan ke Petchabury Road Soi 7. Tak tertulis nama tempatnya (seperti kedai kaki lima lainnya), tapi di menunya tertulis TEHO. Saat itu mereka masih berbenah dan menyiapkan beberapa menunya, tapi para pelanggan sudah mulai memadati meja-meja kecil yang berada di trotoar jalan itu. 

Menu TEHO - Petchabury Road

Mataba Beef plus Acar
Menu yang disajikan di sini lebih ke "cemilan" berat yang lekat dengan akulturasi India, untuk makanannya ada roti dan mataba. Rotinya bukan roti tawar biasa yang kita temui di tukang roti bakar di Indonesia yah, tapi yang disebut roti di sini adalah roti canai. Roti ini bisa disajikan manis (menggunakan gula, susu, dan milo) atau asin dengan kari ayam/sapi sebagai pendampingnya. Ada juga mataba, atau biasa kita kenal dengan martabak. Mataba nya adalah mataba telor, tapi uniknya tidak hanya tersedia dalam cita rasa gurih, tapi kita juga bisa menikmatinya dengan cita rasa manis. Untuk mataba asin kita bisa pilih mataba beef atau mataba chicken, sedangkan untuk martabak manis terdapat pilihan seperti mataba banana dan mataba banana milo.

Es Teh Tarik
Beragam menu minuman dingin maupun panas pun dapat kita pilih. Beberapa yang favorit disini seperti Teh Tarik, Koko Milo, Milk Milo, Milk with Red Syrup dan lain-lain. 

Mie Seafood
Selepas menikmati hidangan dari TEHO ini, adzan Isya pun berkumandang. Tapi ini tak menyurutkan niatan untuk mencicipi kedai kuliner lainnya. Dan pilihan pun tertambat pada sebuah kedai mie yang juga cukup ramai dikunjungi pelanggannya. Berbeda dengan kedai mie sebelumnya yang sajikan mie yang "manis", disini cita rasa mie nya asin. Di meja terdapat bubuk cabe, penyedap, kecap asin dan potongan cabe dalam kuah asam seperti acara. Tidak tersedia kecap manis. "Saya suka pedas dan asam", tutur si ibu penjual mie ini. Mie kuning beserta sayuran ditemani baso ikan, siomay kecil dan semacam olahan seafood lainnya tersaji dalam kuah dengan aroma gurih yang seger banget. Saya tambahkan sedikit bubuk cabe untuk menyempurnakan "makan malam" ini. 

Rintik hujan membasahi jalanan Bangkok malam itu, tapi saya tetap berkeringat sehabis menyantap mie panas nan pedas ini. Ini adalah malam terakhir saya di Bangkok, dan cita rasa yang saya cicipi tidak hanya melekat di indera pengecap tapi juga melekat di hati. Harus kembali lagi...



Komentar