Ibu PKK juga bisa jadi Agen Literasi Digital

Kita sering dengar istilah "Ibu-Ibu PKK", tapi sebenarnya siapa mereka? Apa yang mereka kerjakan?. PKK sendiri merupakan singkatan dari Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, sebuah gerakan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimulai dari unit terkecil, yakni keluarga. Gerakan PKK berada di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri, seperti yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 99 Tahun 2017. Nah, para penggerak PKK inilah yang biasanya kita kenal dengan "Ibu-Ibu PKK" walau sebenarnya penggerak ini tidaklah harus perempuan. Dalam gerakannya, PKK mengacu pada 10 Program PKK, yang salah satunya adalah pendidikan dan keterampilan.

Literasi digital menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki semua orang di era digital ini. Oleh karena itu peran Gerakan PKK untuk mendorong literasi digital, khususnya di tingkat keluarga, menjadi signifikan. Pada tahun 2024, ICT Watch dan PT. Chelonind Integrated dengan dukungan dari BAKTI Kominfo, bekerjasama dengan Pemkab Halmahera Selatan dna Pemkab Maluku Tengah, menyelenggarakan Pelatihan Literasi Digital untuk Kepala Desa dan Ibu PKK di Provinsi Maluku Utara dan Maluku. Pelatihan ini bersifat Training for Trainers (ToT), dan para peserta dapat memberikan edukasi literasi digital kembali ke masyarakat di lingkungannya.

Bentuk Pelatihan Literasi Digital untuk Ibu PKK

Peserta Pelatihan Literasi Digital di Kab. Maluku Tengah

Pelatihan dilakukan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara) dan Kabupaten Maluku Tengah (Maluku) dengan jumlah peserta masing-masing 20 orang di setiap kabupaten. Materi yang diberikan meliputi 4 Pilar Literasi Digital, yaitu Cakap-Aman-Budaya-Etika Digital, dengan penekanan yang berbeda di setiap kabupaten, sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Selain 4 Pilar Literasi Digital, peserta juga dibekali dengan kemampuan untuk dapat melakukan edukasi ke masyarakat dengan lebih akrab dengan materi Komunikasi Antar Pribadi (KAP), yang diadaptasi dari modul dari UNICEF Indonesia. 

Sesi Praktik Keamanan Digital di Maluku Tengah

Dalam dua hari pelatihan, materi sebagian besar disampaikan dalam bentuk simulasi dan praktik, dibandingkan dengan teori. Hal ini dilakukan karena dalam waktu yang terbatas, peserta diharapkan dapat langsung mengaplikasikan apa yang mereka dapat dalam kehidupan digitalnya dan mendapatkan pengalamannya untuk dapat disampaikan saat sosialisasi ke masyarakat. Contohnya pada materi Berani Juaran Online (BEJO), peserta diminta untuk membuat Google Bisnis untuk usahanya agar lebih mudah ditemukan di mesin pencari, serta belajar foto produk dan pengeditannya untuk membuat foto produk yang menarik. Di materi Keamanan Digital, peserta juga diminta untuk memeriksa keamanan email masing-masing, kemudian memeriksa kekuatan password dan mengaktifkan 2FA di WhatsApp atau di aplikasi Media Sosial. Di materi Hoaks, peserta juga belajar cara verifikasi hoaks. 

Sesi Praktik Foto Produk di Halmahera Selatan

Para peserta memberikan feedback positif terkait pelatihan ini. Mereka menyatakan materinya relevan dengan kebutuhan mereka dan masyarakat, serta mudah untuk dipahami dengan metoda pengajaran yang menyenangkan. Semua materi yang disampaikan dalam pelatihan ini dapat diakses di https://s.id/litdigbakti

Sosialisasi ke Masyarakat

Sosialisasi Literasi Digital Ibu-Ibu Majelis Taklim Desa Tembal, Halmahera Selatan


Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diminta untuk melakukan edukasi literasi digital ke masyarakat di lingkungannya. Materi yang disampaikan dapat dipilih dari beragam materi yang diterima saat pelatihan. Peserta edukasi ini pun datang dari berbagai kalangan, misalnya ibu-ibu Majelis Ta’lim,  pelajar sekolah (SMP/SMA), perangkat desa, jemaat gereja, pelaku UMKM,  Pelajar / Mahasiswa Pramuka, Guru, Ibu PKK, Kader Posyandu, Aparatur Desa / ASN, Petugas Lab RSUD, Tenaga Kesehatan, Ibu-ibu Majelis Ta’lim, Jamaat Gereja dan sebagainya. Lokasi kegiatan pun menyesuaikan dengan peserta, seperti di sekolah, gereja, madrasah, mushola, balai desa, posyandu, pelabuhan sampai ke rumah warga.

Sosialisasi Literasi Digital di Musrenbang Balai Negeri Haruru - Maluku Tengah

Secara keseluruhan, 40 orang Ibu PKK dan Kepala Desa ini dalam waktu dua bulan setelah pelatihan berhasil menjangkau lebih dari 4000 masyarakat teredukasi: 2039 orang di Halmahera Selatan dan 2016 orang di Maluku Tengah. Sebagian besar dari Ibu PKK ini sangat antusias menyelenggarakan sosialiasi literasi digital, karena mereka merasakan bahwa hal ini yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

Sosialisasi Literasi Digital untuk Pelajar SMP/SMA di Jembatan Batu Desa Bajo

Sosialisasi kepada Pemuda Gereja di  Dusun Namano Negri Amahai



Harapan ke Depannya

Peserta Pelatihan Literasi Digital di Kab. Halmahera Selatan

Tidak berhenti di sini. Ibu PKK dan Kepala Desa merupakan penggerak kehidupan sosial masyarakat sehingga ke depannya diharapkan mereka juga bisa menjadi Agen Literasi Digital. Artinya, mereka dapat terus berbagi ilmu dengan warga lain agar literasi digital daapt semakin meluas. Sem
akin banyak masyarakat yang menguasai ltierasi digital, bukan cuma keseharian yang terbantu, tapi juga perekonomian lewat UMKM juga dapat lebih maju.

Program seperti ini juga diharapkan dapat ditularkan ke daerah-daerah lain di Indonesia, dengan melatih lebih banyak ibu-ibu PKK yang dapat membantu masyarakat sekitar buat melek digital dan menghadapi era digital dengan lebih percaya diri dan aman.

Komentar