|
Pemandangan Kota Tua Konstantinopel dari atas Galata Bridge |
Jika
berwisata ke Istanbul, sempatkan waktu untuk menikmati senja di
Galata Bridge, sebuah jembatan yang membentang di
Golden Horn. Golden Horn adalah sebuah jalur air utama di kota Istanbul yang merupakan inlet dari
selat Bosphorus. Jika dilihat dari udara jalur air ini berbentuk seperti tanduk (
horn), oleh karenanya lah disebut sebagai Golden Horn. Dari atas
Galata Bridge ini kita bisa melihat bangunan-bangunan di kota tua Constantinopel yang berdiri dengan megah nan indah. Di sore hari, pemandangan dari atas jembatan ini lebih indah dengan lampu aneka warna dari kapal-kapal kecil penjaja
Balik Ekmek alias f
ish sandwich, juga dari kapal-kapal besar yang mengantar para wisawatan menyusuri
Selat Bosphorus. Hal ini ditimpali dengan cuitan burung camar yang terbang bebas di perairan sekitar jembatan ini. Di sepanjang jembatan Galata ini juga sepanjang hari dapat kita temukan banyak pemancing yang melempar kailnya, walau dekat daratan tampaknya masih banyak ikan yang berkeliaran di sini. Menjelang terbenamnya matahari merupakan saat yang tepat untuk berada di
Galata Bridge, mengambil photo sambil menikmati hembusan angin laut yang sejuk.
|
Balek Ekmek alias Roti Ikan |
Setelah menikmati suasana di atas jembatan, berjalanlah ke arah kawasan
Eminonu di ujung
Galata Bridge untuk menikmati salah satu kuliner khas dari Turki,
Balik Ekmek (Balik=ikan; Ekmek=roti). Roti ikan alias
fish sandwich ini dijajakan dengan cara yang unik, kita harus mengantri di depan kapal kecil dimana jejeran ikan dipanggang di atas kapal itu. Potongan daging ikan tersebut kemudian "diselipkan" di dalam roti keras bersama bawang bombay dan selada. Kemudian kita tinggal cari meja dan kursi yang kosong.
|
Kedai penjaja Balik Ekmek di kawasan Eminonu |
|
Boat tempat ikan Balik Ekmek dipanggang |
Di sore dan malam hari, tempat makan ini sangat ramai sehingga kadang kita harus sharing meja dengan orang yang tidak kita kenal. Ikan di
Balik Ekmek ini
plain, hanya dibakar saja tanpa bumbu, tapi karena ikan segar maka cita rasa yang dihasilkan tetep asik. Di meja, disediakan saus lemon cair yang asam dan garam halus yang asin untuk penambah rasa. Buat lidah Indonesia kaya saya, rasa yang disajikan memang kurang kaya, sehingga biasanya saya membawa saus sambal yang tak pernah ketinggalan kalau bepergian ke luar negeri. Harga
Balik Ekmek ini juga cukup murah, hanya 6 TL (Turkey Lira) atau sekitar 30ribu rupiah.
|
Karisik Tursu atau Mixed Pickles, acar campur khas Turki |
Nah, buat makanan pendampingnya ada penjaja
Karisik Tursu alias
mixed pickles. Ya dengan harga 2TL, kita bisa mendapatkan satu cup acar campur lengkap dengan garpu kecil :) Dalam
Karisik Tursu ini kita bisa temukan timun dan kol dalam kuah berwarna merah yang asam. Kuahnya segar banget tapi buat saya terlalu asam. Terus terang saya tidak sanggup menghabiskan satu cup
tursu ini, sementara saya lihat di sekeliling saya para penduduk lokal menyantapnya dengan lahap sampai kering tak bersisa. Jika ada minuman yang beda, coba juga
Salgam Suyu, semacam jus acar dari wortel dan lobak. Rasanya? Tentu saja asam dan asin...
Pengalaman menikmati senja di
Galata Bridge ini memang begitu membekas di hati. Pemandangan indah, udara sejuk dan sajian kuliner yang menggoda menjadi satu paket
wisata di kota Istanbul yang murah tapi menyenangkan. Kumandang adzan maghrib terdengar dari salah satu mesjid besar di kawasan Eminonu ini, saatnya mengambil wudhu untuk menghadap dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya.
Lokasi Galata Bridge dan Eminonu Balik Ekmek:
Indah sekali, sambil menikmati kuliner khas Istanbul.
BalasHapusIstambul memilik pemandnagn yang indah, namun untuk kulinernya sepertinya asing ya Mas di lidah,,, he,, he, he,,,
BalasHapus