Mengasuh Anak di Era Digital? Gimana Caranya?


"Anak saya susah lepas ama hape… "
"Kalo udah nonton YouTube gak bisa brenti…" 
"Gak tau tuh dia chatting sama siapa, kayaknya kenalan dari sosmed deh…" 
"Pernah ketauan anakku nonton porno di hapenya, katanya dapet dari temennya…"
"Ah saya sih gaptek, gak ngerti internet, biarin aja deh anak saya maen sendiri di internet, malah bagus gak keluyuran kemana-mana..."

Dan mungkin masih banyak lagi pernyataan yang pernah kita dengar dari para orang tua zaman now. Memang menjadi orang tua di era digital banyak tantangannya, misalnya beberapa hal berikut:
  • Orang tua merasa anaknya lebih pintar dari mereka. Mungkin untuk urusan teknologi hal tersebut benar, akan tetapi hal tersebut bukan alasan bagi orang tua untuk mengambil jarak dari teknologi ini. Justru mereka harus lebih mendekat, dan memahami teknologi ini agar dapat menjalankan peran orang tua di dunia digital, tidak hanya di dunia nyata.
  • Kemudahan akses internet. Akses internet yang semakin murah dan berlimpah menjadikan anak semakin lekat dengan teknologi digital. Oleh karena itu perlu didiskusikan bersama anak terkait kebutuhan dan tanggung jawab mereka dalam penggunaan teknologi ini
  • Dunia user generated content. Media sosial memungkinkan setiap warganet (netizen) untuk dapat mengunggah aneka informasi di internet, sekaligus menerima banyak informasi yang tersaji di dalamnya. Anak perlu dibekali dengan daya berpikir kritis, agar dapat menyaring semburan informasi yang deras dari internet
  • Tidak paham resiko. Baik anak maupun orang tua terkadang tidak paham pelbagai resiko yang mengintai anak di internet. Sebut saja konten negatif, penipuan, kecanduan, cyber bully, dan sebagainya

Masih banyak tantangan lainnya yang semakin hari semakin kompleks. Oleh karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bahwa setiap orang tua sudah seharusnya memahami cara mengasuk anak di era digital, atau sering juga disebut sebagai Digital Parenting. Family Online Safety Institute (FOSI), sebuah organisasi internasional nirlaba yang bekerja di isu keamanan daring (online) bagi keluarga, mengeluarkan sebuah panduan sederhana 7 langkah pengasuhan digital yang baik (7 steps to Good Digital Parenting), yang akan saya coba tuliskan kembali dalam perspektif saya. Berikut langkah-langkah tersebut:
7 Langkah Pengasuhan Digital yang Baik (sumber: FOSI)

  1. Selalu tingkatkan komunikasi dengan anak
  2. Seberapa sering Anda memulai untuk mengajak anak anda mengobrol? Ketika anak menghampiri anda yang tengah asik bermain handphone, apakah mata kita beralih ke mata anak kita atau tetap terpaku di layar gawai? Apakah Anda benar-benar mendengarkan ketika anak bercerita? Komunikasi menjadi kata kunci, sehingga ini menjadi langkah pertama yang ditulis dalam panduan ini. Membangun komunikasi dengan anak adalah langkah terpenting dalam pengasuhan anak di era digital ini. Luangkan waktu untuk dapat berinteraksi dengan intens dengan anak, seperti berolahraga bersama, bermain jalan-jalan dan sebagainya. Jika anak mau terbuka bercerita kepada orang tua, maka akan lebih mudah untuk dapat menjaganya di dunia internet. 
    Digital Parenting Workshop @ Sekolah Green Motessori - Jakarta
  3. Bekali diri dengan terus belajar
  4. Terkadang orang tua minder untuk belajar teknologi digital. Mereka merasa tertinggal dengan anaknya. Betul, generasi digital native akan jauh lebih mudah mengadopsi teknologi ini dibanding orang tuanya yang berasal dari generasi digital immigrant. Akan tetapi hal tersebut bukan berarti orang tua tidak perlu upaya untuk belajar, paling tidak mereka harus terus membekali diri untuk dapat mengetahui berbagai aktivitas anak di internet. Orang tua bisa mencari berbagai informasi di Google, mencari tahu baik buruknya aplikasi/games yang digunakan anak, dan mencari berbagai referensi yang ada di internet.
  5. Gunakan fitur dan aplikasi untuk menjaga anak di internet
  6. Terkadang orang tua memerlukan bantuan tools untuk dapat menjaga anaknya di internet. Fitur-fitur seperti Safe Search di Google, Restriction Mode di YouTube, Pembatasan usia di PlayStore dan sebagainya, perlu diaktifkan. Selain itu, orang tua juga bisa memanfaatkan aplikasi Parental Control, sebuah aplikasi yang dapat memonitor aktivitas anak di internet, mengatur screen time, mengntukan aplikasi mana yang bisa digunakan atau tidak, melihat lokasi dan sebagainya. Contoh penggunaan aplikasi parental control dapat dilihat di sini
    Atau jika Bapak/Ibu merupakan pengguna produk Apple seperti iPhone, iPad atau Mac, kita juga bisa mengatur screen time untuk mengontrol penggunaan gadget, panduannya dapat dilihat di sini.

Digital Parenting Workshop @ Sekolah Bogor Raya

Tulisan ini saya coba tampilkan dalam slide presentasi berikut:

Tentu dalam menjalankan langkah-langkah di atas tidaklah semudah menuliskannya. Perlu motivasi kuat yang dibarengi dengan konsistensi untuk terus melaksanakannya. Akan tetapi tanggung jawab sebagai orang tua memang tidak ringan bukan? Jangan sampai perangkat digital mengambil alih peran kita sebagai orang tua dalam mengasuh dan menemani anak.

Head image source: https://caringmagazine.org 

Komentar

  1. Terimaksih informasinya, sangat membantu dalam mendampingi tumbuh kembang anak saya

    BalasHapus

Posting Komentar