Penangkaran Buaya Terbesar di Dunia Ada di Medan

Apakah kamu bisa membayangkan ada suatu peternakan buaya yang menyimpan lebih dari 2000 ekor buaya di dalamnya? Ya, itu ada, dan adanya di negeri kita loh, tepatnya di kota Medan. Penangkaran Buaya Asam Kumbang didirikan oleh Lo Than Mok di tahun 1959 di tempat seluas dua hektar yang sebagian besar berbentuk telaga. Dimulai dari 12 ekor anak buaya, saat ini, menurut sang istri di tempat ini sudah ada sekitar 2800 ekor buaya! Buaya-buaya tersebut ada yang disimpan di kandang dan dipisahkan sesuai dengan usianya, juga ada yang dilepas di telaga luas yang menjadi habitat terbesar dari buaya-buaya ini.

Ini adalah Buaya yang tertua di Penangkaran Buaya Asam Kumbang. Usianya sudah mencapai lebih dari 40 tahun. Ditempatkan di kandang tersendiri, buaya ini tidak banyak bergerak dan hanya menanti waktu makan.

Ada juga buaya yang unik, yaitu buaya yang tidak memiliki ekor. Sementara ada satu kandang yang berisi buaya-buaya berusia muda, yang tampak lebih agresif dibanding buaya-buaya lainnya di tempat ini.

Waktu yang tepat untuk datang ke tempat ini adalah sore hari sekitar pukul 16.30, karena pada saat itu sang penjaga akan memberikan makan berupa ayam/bebek yang sudah mati kepada ribuan buaya ini. Konon, makanan yang dibutuhkan setiap harinya mencapai 1 ton! Tapi jika tidak bisa datang pada tanggal tersebut, sisihkanlah uang 30 ribu untuk satu ekor bebek hidup atau 15rb untuk yang sudah mati, yang bisa diumpankan kepada buaya-buaya ini. Kita akan melihat kegresifan yang luar biasa dari predator amfibi ini ketika mencium ada mangsa didekatnya.

Jika ke Medan, sempatkanlah untuk mampir ke Penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berlokasi di Jl Bunga Raya II No. 59 Desa Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang. Untuk tiket masuknyapun sangat terjangkau, hanya 6ribu rupiah saja per orangnya. Tertarik?

Komentar

  1. Waaow.
    Trus kalo udah banyak buat apa

    BalasHapus
  2. dapat sumber informasi dari mana kalau penangkaran buaya asam kumbang medan yang terbesar di dunia? kalau di indonesia benar.

    BalasHapus

Posting Komentar